pshaconne
3 min readMar 7, 2024

Ada begitu banyak julukan baginya, salah satu yang terdengar lebih layak adalah dia si kupu-kupu malam. Akan tetapi walaupun petang bahkan belum datang ia sudah harus siap sedia kapanpun itu, jikalau jasanya di butuhkan.

Julukan lainnya juga bunga sedap malam. Namun ia tak hanya kan berperan menjadi bunga ranjang kala waktu istirahat semesta datang. Ia juga harus rela di jadikan sebagai bunga hiasan. Di letakkan dimana saja biarlah tak apa. Walaupun kerelaan dirinya adalah sebuah keterpaksaan adanya.

Di lahirkan dengan kesempurnaan fisik dan juga di berkati dengan suara yang merdu, lagaknya masih ada yang bisa sang jelita syukur kan. Walaupun di kata indah paras dan suaranya boleh di nikmati secara berjamaah. Tidak untuk pasangnya yang benar-benar di cintanya saja.

Guncangan keras sang jelita terima di singgasana harga dirinya. Kala harus relakan tubuhnya di rengkuh di raba tanpa perlu persetujuan darinya lagi oleh tangan-tangan para lelaki yang tak sama sekali dikenalnya. Belum lagi sudah jelas, mereka sudah menyandang status sebagai suami orang. Berlagak ramah dan senang hati lantunkan kidung tuk senangkan rungu tuannya. Lantas usahakan tangan indahnya itu bergerak selihai mungkin tuangkan minuman penuh dosa dari botol kaca setiap saatnya pada gelas-gelas kecil yang berserakan di atas meja bercampur baur dengan asbak, bungkus rokok serta putung-putungnya yang telah habis terbakar badannya.

Ia tahu itu adalah sebuah dosa. Ia juga tahu Tuhannya pasti kan marah. Tapi apa dia punya pilihan lain? Jawabnya sudah pasti tidak.

Jadi biarlah ia berlaga buta mata. Tuli rungu. Mati indra. Seolah-olah tak apa-apa menjalani pekerjaan hinanya itu.

“Sudah malam, temani aku beristirahat ya?” Ujar seorang pria yang menyewanya di akhir hari ini. Sang jelita mau bersuara. Ia ingin menolaknya dengan tegas lalu segera kembali pulang tuk temui sang buah hati yang kondisinya belum pulih sepenuhnya itu. Namun sayangnya ia tidak sanggup menolaknya. Apalagi saat sorot mata tajam sang mucikari tampak menusuk tubuhnya secara tak langsung kini, dari arah pintu masuk ruang karaoke yang seharian ini jadi tempatnya menjajakan diri.

“Boleh mas” Sahutnya seraya tersenyum manis. Walaupun sebenarnya hatinya tidak rela. Tubuhnya sudah terlalu remuk dan hampir hancur tapi dia bisa apa? Sang jelita terlalu penurut. Ia di besarkan sebagai sosok yang tak pandai menentang sesuatu.

“Sayang banget gak ada room ya di sini. Apartemen aku jauh, gimana kalo pesen kamar hotel aja?” Tawar pria itu seraya bangkit menghampiri sang jelita. Lantas merengkuh pinggang ringkihnya dengan tangan kanannya. Sedangkan tangan kirinya tengah menyimpan jas kerjanya yang baru saja ia tanggalkan.

Sang jelita kembali tersenyum dan menganggukkan kepalanya patuh sebagai jawaban. Lantas usai pria itu berpamitan pada sang mucikari untuk membawa serta sang jelita malam ini bersamanya, keduanya pun langsung bergegas pergi cari hotel yang mana saja yang masih bersedia terima kunjungan malam keduanya.

Hingga empat puluh menit berlalu, usai mengitari berbagai tempat dan sempatkan diri tuk mengisi perut keduanya terlebih dahulu di restoran 24 jam. Keduanya pun kini telah di tempat tujuan. Lantas segera bebersih diri secara bergantian. Seperti biasa, biarlah sang tuan terlebih dahulu dan sang jelita belakangan.

Seraya menanti sang tuan, sang jelita berusaha menghubungi Diana. Juru kunci segalanya. Setidaknya sang jelita harus tahu seperti apa sosok tuannya itu. Namun sayangnya nihil ia terima. Jeje Krisman Hadi bukanlah orang yang dapat di kenali sang mucikari sebab baru pertama kali pergi ke star — tempat karaoke yang baru hari itu juga sang jelita singgahi.

“Huh … semangat Hikam” Gumam sang jelita seorang diri.

“Cantik, gih kalo mau mandi” Intrupsi sang tuan yang baru keluar dari kamar mandi langsung buyarkan lamunannya. Lantas sang jelita pun langsung bangkit dari posisinya lalu bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya usai sempatkan tersenyum manis pada tuannya.

Sang jelita tahu sang tuan pasti akan mengunakan tubuhnya malam ini. Jadi ia segera bersiap diri agar dapat lekas beristirahat. Lantas cari alasan apa saja agar bisa kembali pulang secepat mungkin agar sang buah hati tak menantinya lebih lama lagi.

pshaconne
pshaconne

Written by pshaconne

love yourself or let me loving you better than anyone.

No responses yet