Empat ;

pshaconne
4 min readFeb 19, 2024

--

MENYEBUTKAN :

1. Perilaku terlarang (Bunuh diri)

2. Menggambarkan situasi dengan sadis (Dicambuk/Dikuliti/Dimutilasi)

3. Menyalahkan diri sendiri. Merendahkan diri sendiri. Putus asa. Kecewa. Kecemasan. dll (tentang masalah mental)

4. Hyperbolic

The original pic from pshaconne

Malam ini langit tampak sangat cerah, bahkan bulan dan bintang yang saling merayu di angkasa dapat terlihat jelas dengan mata telanjang sekali pun.

Udara malam itu juga baik-baik saja, tidak terlalu hangat ataupun dingin walaupun musim pancaroba telah tiba yang mana kadangkala ia tak jelas sama sekali menjabarkan suhu semesta.

Hiruk-pikuk dunia juga masih berjalan sebagaimana mestinya pada porosnya, Seolah-olah segalanya tengah baik-baik saja.

Namun dibalik itu semua … tepatnya di balik dinding yang berdiri kokoh seorang anak manusia tengah men-dawaikan tangisannya di iringi gemercik suara air yang terjulur bebas dari shower di atasnya.

Tubuh ringkihnya basah total, pakaian yang melekat di tubuhnya tak sempat tanggal, ia hanya berdiam diri, duduk bersandar di dinding kamar mandi, memeluk lututnya seorang diri, seraya menikmati guyuran air dingin dari shower, yang kan membantunya tuk menyamarkan linangan air matanya yang mengguyur pipinya.

Tubuh ringkihnya terlihat kian mengenaskan kondisinya jauh dari kata sehat lahir batin, namun apa lagi yang bisa ia lakukan saat ini?

Mau mengadukan dukanya kepada siapa?

Mau serukan laranya kemana?

Lantas mau meminta rengkuhan dan pelukan perlindungan dari siapa?

Lagipula siapa juga insanmya yang kan sudikan dirinya tuk menaruh simpati kepadanya?

Sang jelita merasa sebatang kara kini, tak miliki rumah dan tempat untuk pulang juga berlindung diri, belum lagi ia kini juga tengah dipaksa untuk terus berperang batin dan mental tanpa bantuan dari siapapun di tengah medan yang begitu merugikan dirinya seorang.

Netranya yang bulat jernih tak hanya pandai mengerling manja, ia juga pandai sembunyikan segala ketakutannya.

Bilah bibirnya yang ranum dan menggoda tak hanya pandai membalas cumbuan dan rayuan, ia juga pandai berbohong dan mengucapkan kata-kata kemunafikan.

Sang jelita, Ia sangat pandai berakting, memerankan karakter yang harus ia lakon-kan dengan baik pada drama klasik yang dipentaskan secara umum di tengah kehancuran semesta.

Berulang kali ia ingin segera pulang tanpa perlu terima jemputan, dari sisi pemikiran pendeknya, ia pikir segalanya bisa langsung selesai saat itu juga usai urat nadi di lengannya tak lagi terhubung.

Biarlah ia tak akan pernah dapat mencium bau surga sebab tinggal di semesta lebih lama lagi rasa-rasanya ia sudah benar-benar tak sanggup lagi.

Namun lagi-lagi inginnya harus urung begitu saja, sebab sosok buah hati tercinta itu pasti kan ikut serta bersamanya, jika ia gegabah, dan sang jelita jelas tidak ingin hal itu terjadi.

Kepalanya kini terasa penuh dan sangat ramai, didalam sana seolah miliki kehidupannya sendiri untuk meramaikan isi kepalanya, hingga tenang tak pernah sanggup sang jelita rasakan setiap malamnya.

Ia bahkan harus menangis dahulu sampai sesenggukan agar dapat terlelap tidur sebab telah kelelahan menangis, jika tidak ia akan terjaga sampai pagi buta.

Sebenarnya … setiap malamnya sang jelita tak menangis seorang diri, sebab sosok sang buah hati juga ikut serta menemaninya tanpa ia sadari.

Seperti saat ini, walaupun tubuhnya sedang tidak sehat, sangwira masih sempat terjaga hanya untuk mendengarkan tangisannya, seraya ikut serta melinangkan air matanya sama derasnya.

Di malam-malam lalu biasanya sangwira ikut serta duduk di lantai merengkuh lututnya dan bersandar di tembok yang menjadi batas antara ruang kamar dan kamar mandi, namun kali ini ia hanya bisa berbaring di atas ranjang saja, sebab tubuhnya terlalu lemah hanya untuk bangkit dan berdiri.

Mama …” Lirih sangwira seraya terus melinangkan air matanya semakin deras saat teriakan serak sang jelita mulai terdengar dirungunya.

Sangwira kian merasa tak berguna, sebab tak bisa melakukan apapun untuk malaikat tercintanya, ia malah hanya selalu menyulitkannya tanpa bisa berbuat apa-apa.

Pikir orang gampang, Elion sudah berusia cukup untuk bekerja, namun sialnya di semesta ini kan jadi apa dirinya jika hanya mengandalkan ijazah SMA? Bahkan surat kesehatannya pun begitu buruk, ia tidak diijinkan bekerja berat.

Dipikiran orang-orang mudah saja, asal Elion mau berusaha dan berjuang.

Andai mereka ada di posisi Elion, sandang predikat lulusan SMA saja, membawa serta surat keterangan kesehatan dengan catatan merah sebab punya riwayat sakit ginjal dan tengah hidup kesusahan di kota orang, belum lagi ia hanya bersama sang ibu saat ini, ia tak miliki koneksi dan kenalan, bahkan pengalaman.

Jadi, tolong katakan saja secara langsung jika ada, dimana Elion bisa bekerja?

Pekerjaan yang tak perlu melihat kesehatan tubuhnya, pekerjaan yang tak akan membuat sakit ginjalnya kambuh, dan pekerjaan yang terima ijazah SMA.

Katakan saja, Elion pasti kan langsung melamar kerja.

Namun kenyataannya, semesta tidak pernah semudah itu untuk diarungi, harus ada pengorbanan besar tuk dapatkan segala sesuatunya, di dunia ini tak ada yang cuma-cuma, semuanya harus siap dicambuk dan di hantam berulang kali sebelum kemudian di kuliti dan di mutilasi hingga sang jiwa tak lagi berbentuk sempurna.

Lantas masih harus siap siaga, pun terima dengan lapangan dada tuk dihujat, di hina, di caci maki, di cacati bahkan sampai akhirnya harus rela menjilat, hanya untuk mendapatkan sebuah kehidupan yang katanya layak tersebut.

Semesta kadang kala memang suka bercanda, namun bukannya seharusnya anak-anaknya tengah riang tertawa?

Lantas mengapa mereka malah harus merasa teraniaya?

Jadi dimana letak humornya yang sebenernya?

--

--

pshaconne
pshaconne

Written by pshaconne

love yourself or let me loving you better than anyone.

No responses yet