welcome home

pshaconne
5 min readJun 20, 2024

--

© pinterest

Heeseung dibuang oleh orang tuanya sejak berumur tujuh tahun, alasannya sepele mereka tidak siap memiliki anak diusia muda, lantas setelah ia ditinggalkan di tengah jalan yang begitu sepi Heeseung tidak ingat lagi bagaimana caranya dia bisa sampai di tempat pelelangan manusia, selain namanya, ingatan tentang masa lalunya bahkan perlahan memudar entah apa sebabnya dia juga tidak tahu, lebih buruknya lagi pemilik tempat lelang yang menampungnya sebelumnya kini malah mengirimnya ke sebuah Kasino, Heeseung harus jadi seorang penghibur di disana, yang mana tempat itu jelas begitu penuh dengan orang-orang yang diburu oleh kepolisian internasional.

Pakaian ketat dan rok span yang tidak berguna sama sekali kini membalut tubuhnya yang begitu indah dengan begitu baik, sampai-sampai para anjing di dalam Kasino serentak menggeram rendah seraya meneteskan air liur mereka ke lantai, tapi untungnya Heeseung tak sampai mendapatkan pelecehan dari mereka semua, selain pandangan lapar dan ingin menerkamnya, sebab seorang pria dengan badan yang begitu tegap dengan aura yang sangat dominan dan mengintimidasi telah lebih dulu menunjuk dirinya dan melabelinya sebagai hak miliknya.

“Kemarilah, duduk di pangkuanku” Heeseung yang sejak awal memang tidak berani memberontak tentu patuh pada sang tuan yang memintanya duduk di pangkuannya tuk menemaninya melanjutkan perjudiannya.

“Siapa namamu?” Heeseung menundukkan kepalanya takut-takut saat rasakan usapan lembut di paha telanjangnya yang tak mampu terlindungi rok span di atas lututnya itu.

“Heeseung, tuan”

“Nama yang bagus, untuk barang yang bagus pula”. Heeseung tentu marah dirinya dianggap sebuah barang namun ia tak mampu membantahnya.

Sedetik setelahnya Heeseung dapatkan kecupan basah di pipinya dari pria yang belum ia ketahui namanya tersebut, lantas pria itu pun kembali fokus ke meja judi dengan tangan kirinya yang tiada henti meraba lekuk tubuh Heeseung tanpa perlu ucap permisi.

Heeseung harus menahan nafasnya berulang kali, saat telapak tangan kasar dari pria itu menyusuri bagian dalam pahanya, mengusap dan merabanya dengan sensual serta penuh nafsu sampai semakin jauh lagi temui gundukan vagina Heeseung yang lama kelamaan mulai basah liangnya sebab pria itu tiada henti menggaruk jendola yang begitu menonjol di antara lipatan vaginanya yang kian mengeras.

“Em-hhh tuan … ini berlebihan” Bisik Heeseung seraya menggeliat tak nyaman.

“Heum, kau mau lebih?”. Heeseung menggelengkan kepalanya takut-takut, bukan itu yang dirinya mau, namun pria itu malah bertindak seenaknya, merobek celana dalam rendahnya, lalu menggosokkan jari telunjuk dan jari tengahnya di atas klitoris Heeseung yang tak lagi terhalang oleh apapun.

“Tuan, geli-hhh ahh! Sudah-hhh cukup-hhh eng-hhh” Walaupun lirih namun suara Heeseung masih dapat pria itu dengar, namun bukannya mengabulkan pinta Heeseung pria itu malah sengaja menurunkan jari-jarinya tuk menggoda liang vagina Heeseung yang mulai basah dibawah sana, sampai Heeseung menggeliat tak nyaman di pangkuannya.

Orang-orang di hadapan Heeseung masih begitu fokus pada kartu-kartu mereka, jadi meskipun Heeseung menggeliat riskan dan mendesah pelan mereka tak kan hiraukan keberadaannya, walaupun jelas sekali Heeseung menarik untuk kebutuhan nafsu birahi mereka namun uang-uang perjudian itu jelas lebih mereka inginkan saat ini.

“Tuan-hhh tolong berhenti-hhh”

“Jay, panggil aku dengan nama itu”

“Tuan Jay-hhh sudah, emhhh”

Jay, pria itu terkekeh girang mengetahui barangnya masih perawan, liang vaginanya begitu lembut dan ketat.

“Jungwon!” Tak lama sang empunya nama mendekat ke arah Jay, “Bawa dia pulang, katakan pada Sunghoon untuk membuatnya lebih nyaman digunakan”

Setelah pemuda bernama Jungwon itu menyanggupi perintah Jay, Heeseung pun langsung diseret keluar dari Kasino namun dengan cara yang lebih sopan.

“Tuan ini dimana?” Heeseung celingukan saat mobil mewah yang membawanya berhenti di sebuah hunian yang cukup mewah dan dipenuhi anjing penjaga yang tiada henti menggonggong dan meneteskan air liurnya.

“Jangan banyak tanya, ayo”. Walaupun ragu-ragu dengan langkah yang gemetar Heeseung tetap patuh.

“Sunghoon!” Usai membuka pintu, pemuda bernama Jungwon itu berteriak lantang sampai seorang gadis dengan paras yang begitu manis dan kulit seputih susu yang tampak sangat menawan walaupun tengah mengenakan pakaian pelayan berlari menghampiri mereka.

“Jungwon aku rindu!” Sosok yang Heeseung yakini seorang maid itu dengan lancang langsung memeluk dan melumat bibir Jungwon tepat di hadapannya, Heeseung jadi merinding sendiri menyaksikannya, apalagi gadis bernama Sunghoon itu sampai riuh mendesah diantara ciuman basahnya dengan Jungwon

“Sudah …” Jungwon berusaha melepaskan pagutan bibir mereka yang telah berlangsung cukup lama, walaupun sambil merengek namun Sunghoon menurut.

“Jay mau kau membuatnya lebih nyaman digunakan, bisa?” Seraya bertanya, jemari Jungwon masih lancang meremas-remas pinggang Sunghoon.

“Dari mana tuan mendapatkannya?” Sunghoon menghampiri Heeseung yang terdiam kaku di ambang pintu, lalu menatapnya penuh minat, bahkan jari-jari lentiknya dengan gegabah menggerayangi wajah manis Heeseung, “Cantik” Pujinya seraya bubuhkan kecupan basah di bibir Heeseung sekilas, yang membuat Heeseung semakin tak berkutik.

“Dia berasal dari Kasino yang sama denganmu” Jungwon menghampiri keduanya dan kembali merangkul pinggang Sunghoon, “Aku pulang besok malam” Bisiknya yang membuat Sunghoon langsung menoleh ke arahnya, “Kuserahkan dia padamu, namanya Heeseung dia lebih tua setahun darimu. Sepulang banding di dermaga selatan aku akan membawamu keluar”

“Janji, ya?” Pinta Sunghoon penuh harap yang dibalas kekehan bajingan oleh Jungwon, “Kecuali Jay tidak mendadak tantrum lalu mau kau dan gadis cantik ini bergaul bersamanya hingga lusa”

“Jangan panggil dia cantik di depanku!” Kesalnya, Sunghoon benar-benar pencemburu yang buruk, meskipun tuannya adalah Jay, namun adik sang tuan itu adalah satu-satunya yang paling berharga di hidupnya, sebab Jay terlalu sering membuatnya patah hati, yang mana setiap bulannya ada saja sosok yang dibawanya pulang, namun Jungwon berbeda, Jungwon hanya menggauli Sunghoon saja.

“Okey maaf. Baiklah aku pergi, jaga dirimu baik-baik” Setelahnya Jungwon langsung berpamit pergi, tak lupa ia kembali memagut ranum Sunghoon dengan erotis, Heeseung sendiri belum berkata apapun, ia bahkan masih tak bergerak ditempatnya.

“Ayo ganti pakaianmu dulu, sekalian ku jelaskan beberapa hal” Tanpa membantah, Heeseung langsung mengekori Sunghoon yang berjalan masuk kedalam, seperti seekor anak itik yang begitu patuh pada induknya.

“Kamarmu nanti … aku tidak yakin mengatakannya, biasanya tuan Jay akan memulangkan mainannya sehari setelah ia pakai. Tapi jika kau beruntung, kau akan berbagi kamar dengan ku, kurasa?” Ujar Sunghoon seraya menyerahkan pakaian yang serupa dengan yang dipakainya pada Heeseung.

“Oh iya, kau bukan maid. Disini ada tiga puluh maid yang bertugas sebagaimana mestinya, mereka mengenakan pakaian serba hitam dan tertutup sekaligus masker”

“Lalu tugasku apa?”. Sunghoon menghampiri Heeseung yang masih tak melakukan pergerakan apapun, lantas membantunya menanggalkan pakaian sekaligus mengenakan pakaian maid yang sangat sexy itu.

“Wow, kau tak mengenakan dalaman?” Celetuk Sunghoon asal seraya mengamati inti tubuh Heeseung yang tampak begitu cantik.

“Tuan Jay, merobeknya di tengah Kasino”

“Huh dia memang brengsek. Kau tau? Dulu bahkan dia menyetubuhiku di atas meja perjudian” Sunghoon terkekeh benci mengingat masa-masa kelamnya, “Yang terburuk saat itu usiaku bahkan baru enam belas tahun”. Tentu Heeseung terkejut mendengarnya, jika usia Sunghoon satu tahun di bawahnya itu berarti sudah enam tahun lamanya dia bersama Jay, entah hari-hari buruk apa saja yang telah gadis cantik itu lalui selama ini.

“Oh ya tugasmu ya? Tentu saja melayani nafsu tuan Jay, apalagi memang?” Ucapnya dengan gamblang.

“Kau … dan itu”

“Jungwon? Dia adik tuan Jay, tapi ya … entahlah sejak aku dibawa pulang kemari dia selalu memperhatikanku, menjaga ku dan menghiburku, tidak ada hubungan spesial diantara kami, tapi … sejak dua tahun lalu tuan Jay mengijinkan dia menyentuhku, aku jatuh hati padanya, namun aku tak berharap lebih, aku tahu dimana bumi yang kupijaki”

“Lalu …”

“Sudah jangan banyak tanya dulu, aku takut tuan Jay pulang cepat dan ingin segera memakai mu. Ayo”

“Sunghoon” Heeseung tergugup saat tubuhnya didorong ke atas ranjang hingga jatuh terlentang, “Kau mau apa?”

“Mempersiapkan mu untuk tuan Jay, apalagi?”. Heeseung mulai ketakutan, saat mengetahui gadis cantik itu akan segera merenggut keperawanannya.

“Tidak. Itu hak tuan Jay” Jelas Sunghoon seolah mengerti apa yang sedang Heeseung pikirkan.

“Lalu?”. Sunghoon hanya tersenyum iblis menanggapi pertanyaan Heeseung.

--

--

pshaconne
pshaconne

Written by pshaconne

love yourself or let me loving you better than anyone.

No responses yet